Win and Lin
Saturday, November 3rd 2007Pakai yang mana ya enaknya? Pakai Windows atau Linux? Hmmm… lagi-lagi tulisan tentang banding-bandingin 2 Sistem Operasi yang banyak dipakai orang. Tapi tulisan yang ini beda dengan tulisan2 sejenis lainnya lho. Ya, tentu saja… karena tulisan ini adalah versi 5414 (baca : SAYA). Jadi semua yang tertulis di sini berdasarkan IMHO (In My Humble Opinion). Before we go forward, let me introduce you the latest look of my laptop. Bill with Tux-shirt, and inspiring words; nemu dari sini.
Ubuntu 7.10 aka Gutsy Gibbon, OS itulah yang saya pakai sekarang, di samping Windows XP tentunya. Sebenernya waktu sampai di Taiwan saya pakai Ubuntu 7.04, setelah entah dengan alasan apa saya hapus WinXP yang pakai lisensi kampus (Bandung). Beberapa minggu setelahnya tiba2 saya merasa ada yang salah dengan Ubuntu di laptop ini. Maka saya beralih ke PCLinuxOS. Setelah install segala macam untuk mencapai tingkat ke-pewe-an yang nyaman untuk berkomputer ria, akhirnya OS itulah yang saya gunakan selama beberapa minggu. Ya, hanya bertahan beberapa minggu.
Karena ternyata di kampus yang baru ini juga menyediakan lisensi gratis untuk Windows, baik itu XP maupun Vista, dan ada pula Microsoft Office-nya, untuk seri Office XP dan Office 2007. Yah, karena hardware nggak mendukung, jadinya saya install WinXP dan Office XP saja. Seandainya saja hardwarenya mendukung, maka pilihannya tentu Vista + Office 2007. Kenapa? Kenapa balik lagi ke Windows?
IMO, its feel like go back home. Ya, rasanya seperti pulang kampung. Habis gimana lagi? Lha wong dari kecil belajar komputernya pakai OS itu. Analoginya, Windows adalah negeri asal di mana seseorang lahir dan dibesarkan. Sedangkan Linux adalah negeri asing tempat untuk menuntut ilmu atau mencari nafkah. Di negeri perantauan, mau nggak mau, suka tidak suka, kita harus bisa beradaptasi untuk bisa survive. Mungkin suatu saat orang itu akan bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya dan menjadikannya sebagai rumah kedua. Tapi rasanya tidak semua orang bisa melakukannya sampai tahap seperti itu. Adalah naluri manusia yang menginginkan untuk kembali ke rumahnya, di kampungnya. Di rumah sendiri, kita bisa makan apa saja yang kita suka. Daging, ayam, ikan, lengkap dengan sayur serta buah2an, semuanya bisa disediakan atau diusahakan. Sedangkan di negeri orang, tidak semua bisa diusahakan, atau bisa diusahakan, tapi akan lebih susah untuk mendapatkannya.
Demikian juga Windows dan Linux. Ketika memakai Windows, butuh apa2 tinggal install. Kalaupun ada hardware yang baru dan tidak dikenali, tinggal google, donlot, dan install. Namun tentunya kita harus tahu mana yang langsung bisa dipakai dan mana yang harus bayar dulu. Sedangkan di Linux, persoalannya tidak semudah itu. Dari cara nginstall aja banyak macemnya. Ada .tar, .tar.gz, .rpm, apt-get install, dan lain sebagainya. Belum lagi kalau ada masalah hardware, repotnya bukan main. Pengalaman aneh saya dapatkan waktu selesai nginstall Ubuntu 7.10 yang akan saya gunakan sebagai sandingan Windows XP. Ubuntu saya nggak bisa terhubung ke network asrama. Icon di toolbar mengindikasikan network sudah terhubung tapi nggak bisa dapet IP via DHCP. Utak-atik network tools beserta properties2nya sambil restart2 juga nggak menyelesaikan masalah. Atau hardwarenya? Ternyata nggak juga, karena hardware profile sudah ngenalin kok, kelihatan dari statusnya. Karena nggak bisa2 konek juga ke internet, akhirnya saya balik lagi ke Windows untuk menelusuri masalahnya di internet. Setelah mendapatkan beberapa pencerahan, saya balik lagi ke Ubuntu. Bukan sulap bukan sihir, begitu booting selesai, tanpa di-apa2in tiba2 koneksi network bisa dipakai. Dicek propertiesnya, ternyata langsung ada settingan IP, dll. Aneh bin ajaib memang…
Kesimpulannya, saya nggak prefer ke Windows ataupun Linux. Saya pakai yang murah dan mudah. Murah, se-murah2nya dan kalau bisa gratis. Mudah, tentu dong… siapa sih yang mau susah? Tapi nggak menutup kemungkinan untuk menggunakan yang mahal dan mudah, murah dan susah, ataupun mahal dan susah (loh, kok nggak konsisten gini ya?) Yo wis lah, gue pake semau gue aje…
*****
Homesick Mode : ON
nico
hahaha,keren jay!ulasan lu bagus banget!terutama bagian pulang kampung dan belajar di negeri orang itu. nice analogy..br kali ini gw nemu perumpamaan kaya gtu, gw setuju banget!!!!
ar!ef
*hehehe.. Gw suka baca ulasan lo soal Win and Lin ini, Jay! Walopun yang dibahas itu berkaitan dengan teknologi, tapi ga melulu harus teknis kan..
Gw jarang nemu tulisan anak ITB kyk gini, yang mengingatkan kalo manusia itu juga punya perasaan, sesuatu yang tidak bisa dinafikan begitu saja. *curhat colongan..
You are not an ordinary ITB guy (or should I say alumni? *huhuhu)
chaidir
meskipun dari dulu seneng ngoprek Linux.. tapi gw lebih sering pake Windows..
abis komputer di kantor pakenya windows… tapi sekarang di laptop.. gw lebih sering pake linux
>-
gue pake semau gue aje…
Listyanto
yaaaa..
mau gak repot tapi kadang2 crash, suka aneh2 virusnya nyusahin
pake windows
mau repot tapi aman dan bikin mahir pake Linux
itulah menurut lanux
trian
hmm… bisa ngedetek aku pake OS apa kan??
enaknya kalo bisa dapat Vista Premium + Office 2007. saya ada masalah dengan OS asli dan Office bajakan, emang MS ‘pinter’ tuh..
ario
Wah kisahnya heroik..
>-
ga minat mempelajari secara detail..?? biar sekalian nambah ilmu..
Sukses selaulu..